Jumat, 13 September 2013

Tulisan gue pas SMA


Dikala embun membasahi rumput dan dikala udara pagi yang sejuk menyejukkan pikiran. Aku terbangun dari tidur yang telah membuat diriku seolah menjadi raja yang setiap keinginanku pasti akan terkabulkan atau dipenuhi.
Disaat memulai membuka mata, aku baru tersadar itu hanyalah mimpi semata. Aku yang semula itu adalah kenyataan dan sekarang hanya mimpi belaka. Setelah bangun dari tidur aku memulai seperti biasa aktifitas pagi yang seperti aku lakukan sehari harinya yaitu, sholat shubuh setelah sholat shubuh lalu aku membereskan tempat tidurku dan setelah semuanya beres lalu aku bergegas mandi untuk pergi kesekolah.
Ya, hari ini aku harus sekolah. Aku ingin menentukan masa depanku bagaimana dan jadi apa kelak aku dimasa depan, dimulai dari sekolah. Dan disekolah ini juga aku bisa menunjukkan siapa diriku sebenarnya dan apa yang aku miliki akan aku keluarkan semuanya di dalam sekolah ini.
Setelah semuanya aktifitas pagi yang aku kerjakan setiap pagi, aku lalu bergegas berangkat menuju ke sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah aku pamit terlebih dahulu kepada orangtua ku, oh iya pernah suatu ketika aku mendengarkan khutbah dari salah satu seorang ustad di dekat rumah ku bahwa jika kita ingin berpergian kemana saja atau pergi hendak melalukan sesuatu yang bermanfaat kita pamit terlebih dahlu kepada orang tua kita dengan cara mencium kedua tangannya kita niscaya akan dimudahkan segala urusannya sama Allah SWT. Dari situ aku setiap pergi selalu pamit kepada orangtuaku.
Tepat pukul 06.45 aku berangkat kesekolah dengan menggunakan sepedah motor. 15 menit kemudian aku sampai disekolah ku. Disinilah semua canda, tawa , dan semuanya bercampur disekolah ini.
Saat berjalan ke kelas aku mengbrol dengan Dika teman kelasku. Gambaran tentang Dika pun sebagai berikut : Dia itu hitam ya sedikit agak cokelat sih, terus hidungnya enggak mancung-mancung amat, dan yang terakhir dia tidak ganteng seperti diriku, dia orangnya asik buat bercanda dan bermain tetapi tidak dalam hal belajar karena dia orangnya pada saat jam pelajaran dimulai dia sering tidur dikelas tetapi pada saat guru yang mengajarnya tidak killer dan satu lagi dia orang yang sering disakiti oleh cewe,biasanya percintaan anak SMA gitulah kadang putus kadang nyambung masih labil. Tapi kini dia sudah mulai mau move on dari ceweknya.
“ Eh, lo uda ngerjain pr belum?”
“ Belum,emangnya lo uda?”
“Uda dong, hebat kan gua!!”
“Tumben lo,uda ada angin apa nih lo uda ngerjain pr?”
“Iyalah gua kan sekarang ada penyemangatnya” . Dika ngomong gitu sambil matanya berbinar layaknya bulan yang bersinar indah. Sepertinya ada hal yang aneh nih ditemen aku, enggak seperti biasanya dia rajin kaya gini mana itu pr tugasnya banyak banget lagi dan dia udah ngerjain semuanya, aku cuman berkata subhanaAllah deh buat dia. Pas aku tanya siapa yang bisa buat dia semangat kaya gini dia cuman jawab “Seorang gadis yang manis dan baik hatinya yang ada di kelas XI” sambil senyum maksa Dika berkata seperti itu. Aku heran kok ada yah cewek yang mau nyemangatin Dika yang orangnya kaya gitu.
Ngomongin soal cinta di masa SMA, aku pun punya cerita yang banyak kalo aku ceritain mungkin kalian semua capek bacanya. Kata orang kalo masa masa SMA engga ada cinta mah kaya sayur tanpa garem,ceilehhh. Pernah suatu waktu aku saat mau pulang dari sekolah menuju parkiran tepat di dekat lapangan,aku bertemu kaka kelasku yang duduk di kelas 3. Saat berpapasan dengan dia, aku cuman melempar senyum ke dia sebagai tanda kalo aku mau kenalan sama dia, eh enggak taunya dia membalas senyumku itu, melihat senyumnya pasti kalian langsung suka deh sama dia. Soalnya kalo dia senyum itu manis di lihat kaya aku kalo lagi senyum pasti akan terlihat manis. Memang aku sudah ditakdirkan dengan wajah yang serupawan ini. Awal mula cerita cinta aku dimulai dari situ.
Pada besok harinya aku bersemangat sekolah, dan akhirnya aku bertemu dengan kaka kelasku yang cantik itu. Aku mulai mencari tahu tentang dia, akhirnya aku mengetahui nama cewek tersebut nama dia itu Nadya, dia itu kelas XII IPA3. Wah ternyata dia anak IPA, ya disekolahku memang baru hanya ada 2 jurusan yaitu IPA dan IPS. Dan saat sudah mengetahui namanya aku langsung search nama dia di Facebook. Oh iya, dulu itu lagi jaman-jamannya main dengan jejaring social yang namanya Facebook, kalau enggak punya Facebook nanti di bilangnya norak. Setelah menemuka Facebook dia aku langsung menambahkan dia sebagai teman. Beberapa saat kemudian dia telah menerima pertemananku, dari situ aku mulai mengirim pesan ke dia dan dari siru pula lah aku bisa dekat dengan dia, ternyata dia orangnya supel enak kalau diajak ngobrol, chatting, dan masih banyak lagi.
Setelah dekat beberapa minggu aku mulai berani meminta nomor handphone ke dia, dan dia pun mengasihnya dan alhasil akupun semakin dekat dengannya. Saat menjelang mau persiapan Ujian Nasional. Aku rasa hubungan ini sudah harus resmi, ya jaman sekarang itu istilahnya aku harus menyatakan cinta kepada dia, kalo kata anak sekarang nembak cewek lah. Saat aku ingin menembak dia di sekolah, aku berkeringat dingin karena baru pertama kali aku ingin menyatakan cinta kepada kaka kelas. Ya dia itu diatas umurku, tahu kan rasanya kalo ingin menyatakan cinta gimana rasanya. Saat bertemu pas pulang sekolah aku pun dengan siap menembak dia.
“ Aku boleh ngomong sebentar enggak?” Aku berkata seperti itu dengan keringat dingin. Dia pun menjawab “Boleh kok, emangnya mau ngomong apa gitu?”
“Jadi gini, sejak pertama lihat kamu itu aku punya perasaan yang berbeda sama kamu.”
“Ha? Maksud kamu apa?”
“ Iya, aku suka sama kamu, kamu mau enggak jadi pacar aku?”
“ Hmm, sebenernya aku mau jadi pacar kamu, tapi apa kamu enggak malu punya pacar anak kelas 3?”
“Aku enggak malu ko, kan akunya sayang sama kamu”
“Oh yasudah, kalo enggak malu mah kita pacaran”
Dari situ aku senangnya tuh kaya meluncur ke angkasa membelah atmosfer berlapis-lapis, meluncur bareng paus akrobatik, terus ngebut menuju rasi bintang yang paling manis. Lebay ya? Gapapa cerita cerita gua ini kok.
Oke, itulah awal percintaan aku di masa masa SMA, dan sampai sekarang aku masih berpacaran dengan dia meskipun dia jauh di Bandung untuk berkuliah dan doakan saja ya semoga aku dan dia langgeng.

*

Saat ini jam masih menunjukkan pukul 08.00 pagi. Aku pun masih belajar dengan sangat giatnya. Tapi saat aku sedang belajar dengan giatnya, aku diajak temanku ke kamar belakang.
“Ndi kebelakang yuk, gua males belajar nih.” Si Dika pun mengajak aku kebelakang, aku sudah tahu kalu dia mengajak ke WC itu dia tandanya malas belajar dan aku pun mengiyakannya karena saat itu tiba-tiba aku seperti terkena serangan penyakit malas belajar.
Semenjak itu aku mulai nakal disekolah, mulai dari yang namakan tugas di sepelekan dan ulangan harian pun selalu dapat nilai nol. puncak kenakalan aku itu pada saat kelas 3 SMA, aku hampir di vonis dikeluarkan dari sekolah karena nilai aku sealalu turun dan aku sering membolos. Tapi aku beruntung masih punya wali kelas yang memperhatikan aku dan mau membela aku hingga akhirya aku tetap bisa bersekolah lagi tanpa harus di keluarkan dengan syarat aku membuat surat perjanjian tidak akan mengulanginya lagi.
Setelah liburan semester 1 aku mulai membaik tetapi tetap saja nakal. Pada saat liburan semester aku berniat pergi berlibur ke Puri Retno bersama teman-teman sekaligus merayakan tahun baru di tepi pantai, tapi pada saat ingin berangkat aku ditelepon oleh wali kelasku yang bernama Bu Isma.
 “Ndi,kamu bisa kerumah saya sekarang?”
Aku pun menjawab, “kerumah ibu? Sekarang bu?”
“Iya, ada yang ingin saya bicarakan bersama kamu”
“Oke siap bu, saya segera kesana.” Setelah ditelepon Bu Isma, alhasil liburan bersama teman-teman pun ditunda sehari karena aku harus kerumah Bu Isma.
 Beberapa menit kemudian aku sampai dirumah Bu Isma, ternyata selama ini dugaanku salah terhadap rumah guru sama seperti rumah biasanya. Dulu aku menganggap rumah guru ada ruang tempat menyiksa murid-murid dan tempat seperti Home Theather yang mempelajari tentang cara menyiksa murid-murid yang nakal seperti aku ini, tetapi dugaan aku salah ternyata rumah guru seperti rumah pada umumnya.
Lalu aku pun mdisuruh masuk ke ruang keluarga. Dan Bu Isma pun datang dengan segelas minum dan LKS Biologi. Dia menyuruh aku mengerjakan LKS tersebut karena memang belum aku kerjakan pada saat itu. “Ndi kamu itu kemana saja sih, tuh coba liat teman teman kamu sudah mengumpulkan tugas itu sebelum liburan.” Aku baru ingat pada saat teman-teman mengumpulkan tugas tersebut, aku belum dan malas mengerjakannya sehingga tidak aku kumpulkan tugas tersebut. Lalu aku menjawab “ Maklum Bu, orang sibuk hehehe”. Aku mengerjakannya pun dengan berat hati, karena aku yang berniat berlibur tapi malah disuruh mengerjakan soal-soal biologi yang bagi aku sulit. Setelah berpuluh puluh menit mengerjakan soal tersebut akhirnya selesai juga siksaan dari Bu Isma sebelum liburan kali ini.
“Ndi, sini ibu kasih tahu.”
“Kamu masih punya waktu untuk berubah. Kamu pasti mau kan lulus SNMPTN, masuk UGM? Kamu belajar yang benar dari sekarang. Jangan bandel kaya gini. Kasihan tahu, orang tua kamu. Mulai semester depan perbaiki yah?”
Jleb! Kata-kata itu ternyata dalam juga ya. Karena kata-kata Bu Isma itu cukup dalam itu, setelah liburan dan semester baru dimulai, aku menjadi lebih rajin. Gak ada lagi yang namanya minjem pulpen setiap pagi,. Mengerjakan pr di sekolah dan ulangan saat menyontek. Berakhir sudah masa-masa kegelapan. Aku juga ingin membuktikan kepada Bu Isma dan orang tuaku bahwa aku juga mampu berubah dari yang dulu nakal sampai berubah yang lebih baik.
Saat aku sedang nakal nakalnya, aku hampir mau di usir dirumah oleh ayahku karena aku sering mendapat teguran dari guru dan orang tuaku sering dipanngil ke sekolah karena kenakalan aku disekolah, ayahku saangat malu atas kelakuan itu sehingga beliau berkata.
“Sudahlah kalau masih nakal begini, kamu mending keluar dari rumah ini daripada memalukan keluarga!!!” ayah saat itu benar benar mareah besar.
“Tapi yah, aku masih bisa berubah ko yah, aku cuma butuh waktu buat ngebuktiinnya.” Aku membela diriku
“Sudah kamu diam! Ayah tidak mau berbicara sama kamu!” Ayah medekati aku lalu ingin menampar aku tetapi perbuatan ayah tersebut gagal karena mamah mencegahnya.
“Sudahlah yah, Andi kan bilang mau berubah. Coba kita lihat apakah dia bisa berubah atau tidak.” Mamah berkata seperti itu seraya mau menangis.
Ayah pun mengurungkan niatnya tersebut. Lau pergi ke kamar, setelah semuanya reda aku meminta maaf kepada mamah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dan setelah kejadian tersebut aku ingin berubah dan ditambah dengan kata kata dari Bu Isma yang dalam tersebut.
 Dan pada saat pelajaran biologi, suka dengan pelajaran biologi karena gurunya sangat supel dan enjoy saat belajar jadinya anak anaknya pun merasa nyaman diajar oleh beliau. Pada saat lagi ngantuk ngantuknya belajar dan kelas pun semakin ramai sang guru pun bertanya.
“Ndi, kamu tahu dengan arti hidup?” Ya, pada saat itu kita lagi mempelajari tentang perkembangan mahluk hidup.
Aku pun menjawab “ hidup itu… bisa berkembang biak, dapat beraktivitas, dapat bergerak.”
“Bukan , itu bukan jawaban pertanyaannya. Itu adalah ciri-ciri hidup.”
“Jadi?”
“Apa yang dimaksud dengan hidup?” kata Bu Isma lagi.
“Uhh.” Aku engga bisa menjawab.
“Ada yang tahu?” kata Bu Isma bertanya kepada anak-anak kelas. Semuanya hening
“Emang apaan, Bu?” Aku balik bertanya ke beliau.
Dia tidak menjawab sama sekali atas pertanyaan tadi yang dia ajukan.

Setelah pelajaran biologi berakhir. Pertanyaan dari Bu Isma yang diajukan kepadaku tersebut membuat aku berfikir banyak.
Pertanyaan besar, “ Apa yang dimaksud dengan hidup?”. Semakin hari semakin membuat aku berfikir buat apa kita hidup dan tujuan kita disekolah dan hidup itu apa sebenarnya? Yang aku tahu, tujuan aku yang paling utama adalah lulus UN dan SNMPTN yang memuaskan aku dan orang tuaku. Seenggaknya, pertanyaan Bu Isma itu bikin aku jadi ingat kalo aku disini itu punya tujuan. Efeknya, aku jadi semangat banget belajar. Sampai sampai, teman-temanku heran “Lo kenapa sih jadi semangat banget belajarnya?”
Aku pun menjawab dengan santai. “Karena gua disini punya tujuan hidup, emangnya lo semua disekolah ini punya tujuan apa? Kalau belajarnya malas-malasan”. Temanku yang bertanya pun akhirnya diam seribu bahasa, dia mungkin berfikir dia disekolah ini datang setiap hari di sekolah lalu belajar, dia belajar disekolah ini untuk apa? Ya, dia disini emang harus mempunyai tujuan hidup, bila dia tidak mempunyai tujuan hidup buat apa dia hidup di Bumi ini. Dan dia bertanya lagi “Emang lo punya cita-cita apa sih?”. Dan aku menjawab dengan santainya “Cita-cita gua itu MENGEJAR MATAHARI”. Mungkin agak aneh cita-cita aku tersebut di mata teman-teman. Ya mana mungkin bisa matahari bisa dikejar karena matahari itu sangat jauh dan panas, butuh biaya yang banyak dan materi yang banyak untuk menggapai cita-cita tersebut. Jadi disini aku mengartikan tentang cita-citaku ini mengejar matahari tersebut iyalah suatu pekerjaan yang bisa membuat orang bahagia yang ada disekitar aku dan aku ingin seperti matahari yang bisa membuat orang merasa terang di dekatnya dan yang terpenting dari cita-citaku ini adalah dimana matahari ini sangat berguna bagi banyak orang, seperti itulah aku yang menginginkan hidup aku yang berguna bagi banyak orang, terutama adalah orang tuaku yang selama ini membimbing aku, merawat aku ketika sakit, dan membiayai semua keperluan aku selama ini. Selama ini aku hanya menyusahkan orang tuaku, tetapi orang tuaku sabar dalam meghadapi kenakalan aku tersebut, jasa orang tua itu sangat besar tidak pernah tak akan tergantikan oleh apa pun termasuk uang dan materi. Jadi aku ingin seperti matahari yang bisa menerangi kehidupan orang tua di masa yang akan datang. Maka dari itulah jika kita mempunyai cita cita yang tinggi, kita tidak boleh terlalu lama bermimpi tetapi kita harus bangun dan berusaha untuk meraih cita-cita yang kita inginkan tersebut. Percayalah bahwa Allah akan selalu berada di dekat kita dan membantu kita dalam setiap usaha yang kita kerjakan asalkan kita niat ikhlas untuk meraih mimpi tersebut tersebut. Dan aku mempunyai motto dalam hidupku ‘JARANG TIDUR TAPI SERING BERMIMPI, JADI BANYAK WAKTU UNTUK MEWUJUDKAN MIMPI ITU’.

Tidak ada komentar :